Materi Anggaran Bahan Baku
MATERI VI
ANGGARAN BAHAN
BAKU
Deskripsi Materi :
Mampu
menghitung kebutuhan bahan langsung dan
membuat anggaran biaya dan pembelian bahan langsung. Pemahaman
mengenai anggaran rencana dan
pengendalian Bahan Baku
Pengertian Anggaran Bahan Baku
Anggaran Bahan Baku adalah perencanaan kuantitas bahan baku yang
dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Kebutuhan bahan
baku diperinci berdasarkan:
a.
Jenis bahan baku.
b. Menurut macam barang jadi yang akan dihasilkan.
c. Menurut bagian-bagian dalam pabrik yang mengunakan bahan baku tersebut.
b. Menurut macam barang jadi yang akan dihasilkan.
c. Menurut bagian-bagian dalam pabrik yang mengunakan bahan baku tersebut.
Fungsi Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Ada 2 fungsi penting anggaran bahan baku, yaitu :
1.
Sebagai dasar untuk menyusun budget
pembelian bahan mentah, jumlah satuan bahan mentah yang dibeli ditentukan oleh
beberapa banyak satuan bahan mentah yang dibutuhkan oleh berapa banyak satuan
bahan mentah dibutuhkan dalam proses produksi.
2.
Sebagai dasar untuk menyusun anggran
biaya bahan mentah besarnya biaya bahan mentah ditentukan oleh berapa banyak
satuan bahan mentah tersebut dibutuhkan untuk proses produksi.
3.
Sebagai Data dan informasi untuk
menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah
Manfaat
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Anggaran bahan baku mempunyai 3 kegunaan pokok yaitu :
a.
Sebagai pedoman kerja.
b. Sebagai alat untuk menciptakan koordinasi kerja.
c. Sebagai alat untuk melakukan pengawasan kerja.
b. Sebagai alat untuk menciptakan koordinasi kerja.
c. Sebagai alat untuk melakukan pengawasan kerja.
Data dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Data dan informasi digunakan untuk menyusun anggaran
kebutuhan bahan baku adalah:
1.
Rencana produksi yang tertuang dalam
anggaran yang akan diproduksi. Khususnya tentang jumlah dari masing-masing
jenis barang yang akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode tertentu.
2.
Berbagai standar pemakaian bahan baku
dari masing-masing bahan baku untuk proses produksi, yang ditetapkan dan
berlaku di perusahaan. Standar pemakaian bahan baku diperlukan untuk
mengendalikan efisiensi pemakaian bahan baku (controlling).
Ada 2 metode yang menetapkan standar
data dan informasi dalam perusahaan, yaitu:
A. Data historis atau data pengalaman
diwaktu-waktu yang telah lalu.
Caranya adalah dengan melihat jumlah
unit yang dihasilkan di suatu waktu yang lalu dan kemudian membandingkan dalam
satuan jumlah satuan unit bahan mentah yang habis terpakai untuk waktu produksi
pada bulan tersebut, maka dari hasil itu dapat diketahui penggunaan bahan
mentah rata-rata untuk unit produk.
B. Data penelitian khusus. Pada data
penelitian khusus dengan mengabaikan data pengalaman di waktu-waktu yang telah
lalu. Cara ini misalnya dapat dilakukan dengan :
1.
Mengukur secara fisik barang jadi yang telah selesai
diproduksi, agar dapat diketahui jumlah satuan unit bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan produk
tersebut. Misalnya PT. Charisma yang bergerak dalam produksi mebel
akan menghasilkan meja dan kursi. Maka, hal yang dilakukan adalah
mengukur meja dan kursi yang telah selesai diproduksi, hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan bahan baku berupa kayu yang dipakai.
2.
Melakukan penelitian dan pengukuran
secara laboratories terhadap produk yang dihasilkannya. Hal ini biasanya
dipakai pada barang atau produk yang tidak mudah diukur penggunaan bahan baku
secara visual, tanpa bantuan alat khusus, Misal obat-obatan, minuman, kosmetik,
dll.
3.
Mengadakan percobaan-percobaan proses
produksi secara efisien, sambil diukur pemakaian bahan mentahnya.
Pengertian Tujuan dan Komponen
Anggaran Bahan Baku
Untuk menghindari tidak tepatnya persediaan bahan baku, maka diperlukan
suatu perencanaan sebagai alat untuk mengendalikan bahan baku agar sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu cara pengendalian tersebut adalah
dengan penyusunan budget (anggaran). Anggaran bahan baku adalah anggaran
yang berhubungan dan merencanakan secara sistematis serta lebih terperinci
tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode tertentu
yang akan datang.
Tujuan Anggaran
Bahan Baku.
Tujuan anggaran bahan baku antara lain adalah:
Tujuan anggaran bahan baku antara lain adalah:
- Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku.
- Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan.
- Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku.
- Sebagai dasar penyusunan produk costing yakni memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi.
- Sebagai dasar untuk melaksanakan fungsi pengawasan dalam bahan baku.
Komponen Anggaran Bahan Baku.
Anggaran bahan mentah terdiri dari 4 komponen :
- Anggaran kebutuhan bahan baku (direct materials used budget).
- Anggaran pembelian bahan baku (direct materials purchases budget).
- Anggaran persediaan bahan baku (cost of direct materials budget).
- Anggaran biaya bahan baku yang habis digunakan dalam produksi.
Contoh Anggaran Kebutuhan Bahan Baku:
PT GM memproduksi satu jenis produk yakni produk A. Untuk membuat produk A
diperlukan bahan B dan bahan C. berikut data-data selengkapnya:
Rencana
produksi untuk tahun 20XY yang diambil dari Anggaran Produksi
Standar
Penggunaan (SP) Bahan Baku/ Standard Usage Rate (SUR)
Perkiraan Harga
Bahan Baku per unit
Harga Bahan B = Rp 25,00 per unit
Harga Bahan C = Rp 50,00 per unit
Persediaan Awal tahun 20XY
Persediaan awal bahan B = 75 unit
Persediaan awal
bahan C= 115 unit
Rencana
Persediaan Akhir bulan/ Triwulan
Berdasarkan data dan informasi di atas buatlah Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Pengertian Anggaran Persediaan Bahan
Baku
Anggaran Persediaan Bahan Baku merupakan suatu perencanaan yang terperinci atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai persediaan.
Pada penyusunan anggaran kebutuhan bahan baku dan
anggaran pembelian bahan baku, tampak bahwa masalah nilai persediaan awal dan
persediaan akhir bahan baku selalu diperhitungkan. Setiap
perusahaan dapat mempunyai kebijaksanaan dalam menilai persediaan yang berbeda.
Tetapi pada dasarnya kebijaksanaan tentang penilaian persediaan dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Kebijaksanaan FIFO (First In First Out).
Kebijaksanaan FIFO, bahan baku yang lebih dahulu digunakan untuk produksi adalah
bahan baku yang
lebih dahulu masuk di gudang, sehingga sering pula diterjemahkan ”pertama masuk
pertama keluar”. Dengan kata lain, penilaian bahan baku di gudang nilainya
diurutkan menurut urutan waktu pembeliannya.
2. Kebijaksanaan LIFO (Last In First Out).
Kebijaksanaan LIFO adalah harga bahan baku yang masuk ke gudang lebih akhir justru dipakai untuk
menentukan nilai bahan baku
yang digunakan dalam produksi, meskipun pemakaian fisik tetap diurutkan menurut
urutan pemasukannya.
Besarnya bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran
proses produksi tergantung :
1.
Volume produksi selama satu periode
waktu tertentu. ( dapat dilihat pada anggaran biaya produksi).
2. Volume bahan baku minimal , yang disebut safety stock (
persediaan besi).
3. Besarnya pembelian yang ekonomis
(economical order quantity).
4.
Estimasi tentang naik turunya harga
bahan baku pada waktu mendatang.
5.
Biaya penyimpanan dan pemeliharaan
bahan baku.
6.
Tingkat kecepatan bahan baku menjadi
rusak.
Persediaan Besi (safety stock)
Persediaan Besi (safety stock) adalah persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan proses produksi. Persediaan besi ditentukan oleh :
Persediaan Besi (safety stock) adalah persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan proses produksi. Persediaan besi ditentukan oleh :
- Kebiasaan leveransir menyerahkan bahan baku yang dipesan apakah selalu tepat waktu atau tidak. Bila leveransir selalu tepat menyerahkan pesanan kita maka resiko kehabisan bahan baku relative kecil, sehingga persediaan besi tidak perlu terlalu besar. Sebaliknya biaya bahan baku yang dipesan, maka resiko kehabisan bahan baku relative besar, sehingga perlu persediaan besi yang cukup besar pula.
- Jumlah bahan baku yang dibeli setiap kali pemesanan. Jumlah bahan baku yang dibeli besar berarti persediaan rata rata di atas safety stock besar pula, sehingga resiko kehabisan bahan baku relative kecil.
- Dapat diperkirakan atau tidak kebutuhan bahan baku secara tepat. Bagi perusahaan yang dapat memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku secara tepat, maka resiko kehabisan bahan baku kecil (karena bahan baku yang dibutuhkan sudah disediakan sepenuhnya).
- Perbandingan antara biaya penyimpanan bahan baku dan biaya extra karena kehabisan bahan baku. Biaya penyimpanan tampak besar daripada biaya extra akibat kehabisan bahan baku maka tidak perlu adanya persediaan besi yang terlalu besar.
Pengertian Anggaran Pembelian Bahan
Baku (Direct Materials Purchases Budget)
Anggaran Pembelian Bahan Baku adalah Anggaran yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang kuantitas pembelian bahan baku guna memenuhi kebutuhan untuk produksi dari waktu kewaktu selama periode tertentu. Anggaran bahan baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang.
Anggaran Pembelian Bahan Baku adalah Anggaran yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang kuantitas pembelian bahan baku guna memenuhi kebutuhan untuk produksi dari waktu kewaktu selama periode tertentu. Anggaran bahan baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang.
Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati dalam hal :
- Jumlah pembelian
- Waktu pembelian
Apabila bahan baku yang dibeli terlalu besar akan mengakibatkan :
- Bertumpuknya bahan
baku di gudang, yang mengakibatkan penurunan kualitas.
- Terlalu lama bahan baku “menunggu” giliran diproses.
- Biaya penyimpanan terlalu besar.
- Terlalu lama bahan baku “menunggu” giliran diproses.
- Biaya penyimpanan terlalu besar.
Apabila jumlah bahan baku yang dibeli terlalu kecil juga mendatangkan
resiko:
-
Terhambatnya kelancaran proses produksi akibat kebiasaan bahan baku.
- Timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti secepatnya.
- Timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti secepatnya.
Fungsi Anggaran
Pembelian Bahan Baku :
Fungsi Anggaran pembelian bahan baku antara lain:
Fungsi Anggaran pembelian bahan baku antara lain:
- Sebagian dasar untuk menyusun anggaran biaya bahan baku, karena besarnya nilai biaya bahan baku ditentukan oleh harga beli dari bahan baku yang bersangkutan. Sedangkan harga beli tersebut terdalam anggaran pembelian bahan baku.
- Sebagai dasar untuk menyusun anggaran kas, karena pembelian tunai bahan baku akan mengakibatkan pengeluaran kas.
- Sebagai dasar untuk menyusun anggaran utang, karena pembelian kredit akan mengakibatkan bertambahnya utang perusahaan.
Kegunaan anggaran pembelian bahan baku
Ada 3 kegunaan pokok anggaran pembelian bahan baku, yakni:
a. Sebagai pedoman
kerja.
b. Sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja.
c. Sebagai alat manajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja.
b. Sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja.
c. Sebagai alat manajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja.
Data Dan Informasi untuk Menyusun Anggaran Pembelian Bahan Baku
Data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran pembelian bahan baku adalah :
- Rencana tentang kebutuhan barang baku untuk menjalankan proses produksi dari waktu ke waktu yang tertuang dalam anggaran kebutuhan bahan baku, khususnya tentang jenis, dan jumlah dari barang baku yang dibutuhkan. Misalkan semakin banyak jumlah satuan yang dibutuhkan, akan semakin banyak pula satuan bahan baku yang dibeli. Sebaliknya bila semakin sedikit jumlah satuan yang dibutuhkan, akan semakin sedikit pula satuan bahan baku yang dibeli
- Biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan pada setiap kali melakukan pembelian bahan baku (set up cost). Misalkan setiap kali perusahaan harus menaggung biaya yang besar, maka akan mendorong perusahaan untuk tidak sering melakukan transaksi pembelian. Hal ini mengakibatkan setiap kali pembelian maka perusahaan membeli dalam jumlah yang besar agar tidak menaggung kerugian. Sebaliknya bila setiap kali perusahaan menanggung biaya yang kecil, maka akan mendorong perusahaan untuk sering melakukan transaksi pembelian. Hal ini mengakibatkan setiap kali pembelian maka perusahaan membeli dalam jumlah yang kecil.
- Resiko yang ditanggung oleh perusahaan yang berhubungan dengan penyimpanan bahan baku di gudang (carrying cost). Misalkan resiko simpanan tersebut besar, maka akan mendorong perusahaan untuk tidak selalu menyimpan bahan baku di gudang. Akibatnya pada setiap melakukan pembelian akan dibeli bahan baku dalam jumlah sedikit. Sebaliknya bila resiko simpanan tersebut kecil, maka akan mendorong perusahaan untuk selalu menyimpan bahan baku yang banyak di gudang. Akibatnya pada setiap melakukan pembelian akan dibeli bahan baku dalam jumlah banyak.
- Fluktuasi harga beli bahan baku di waktu-waktu yang akan datang. Misalkan ada kecenderungan bahwa harga beli bahan baku terus naik, maka akan mendorong perusahaan untuk segera melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah yang banyak selagi harga belum naik teralu tinggi. Sebaliknya bilamana ada kecenderungan harga beli bahan baku akan terus turun maka perusahaan akan melakukan pembelian dalam jumlah yang sedikit demi sedikit.
- Tersedia bahan baku di pasar. Misalkan bahan baku tidak selalu tersedia di pasar pada sepanjang tahun maka akan mendorong perusahaan untuk segera melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah banyak, selagi masih banyak tersedia di pasar. Begitu pun dengan sebaliknya.
- Tersedianya modal kerja. Misalkan perusahaan memiliki modal kerja yang cukup, maka akan meberikan kemungkinan untuk melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah banyak. Sebaliknya bila modal kerja yang tersedia terbatas, maka perusahaan hanya akan melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah yang sedikit.
- Kebijakan perusahaan di bidang persediaan bahan baku (inventory policy). Kebijakan ini pada dasarnya bahan baku yang dibeli akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan proses produksi dan untuk cadangan persediaan yang disimpan dalam gudang. Misalkan perusahaan menetapkan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak maka akan mendorong melakukan pembelian dalam jumlah yang banyak pula. Sebaliknya bila persediaan bahan baku dalam jumlah yang sedikit maka akan mendorong melakukan pembelian dalam jumlah yang sedikit.
Kebijakan yang mempengaruhi bahan baku adalah :
- Fluktuasi produksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang yang tertuang dalam budget unit yang akan diproduksi. Untuk menghadapi jumlah produksi yang meningkat, diperlukan persediaan bahan baku dalam produksi yang banyak. Sedangkan bila menghadapi jumlah produksi yang akan menurun, hanya akan diperlukan persediaan bahan baku dalam jumlah yang sedikit.
- Fasilitas penyimpanan yang tersedia. Bila fasilitas penyimpan yang tersedia cukup banyak, maka akan menggunakan penetapan kebijakan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak pula. Sebaliknya bila fasilitas yang tersedia terbatas maka persediaan bahan baku ditetapkan dalam jumlah yang sedikit.
- Modal kerja yang tersedia. Bila modal kerja yang tersedia cukup banyak, maka akan memungkinkan penetapan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak pula. Sebaliknya bila modal kerja yang tersedia terbatas, maka persediaan bahan baku ditetapkan dalam jumlah yang sedikit.
- Biaya simpan bahan baku (carrying cost) yaitu biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena menyimpan bahan baku, seperti sewa gedung, biaya perawatan barang yang disimpan, biaya modal yang tertanam dalam barang yang disimpan. Misalkan biaya simpan murah. maka akan memungkinkan penetapan kebijakan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya bila biaya simpan mahal, maka persediaan bahan baku ditetapkan dalam jumlah sedikit.
- Resiko simpan bahan baku, yaitu kerugian yang timbul dan harus ditanggung oleh perusahan karena menyimpan bahan baku seperti rusak, kualitas turun,barang ketinggalan jaman, dll.
- Tingkat perputaran bahan baku (inventory turn over) diwaktu-waktu yang lalu. Misalnya: di waktu-waktu yang lalu tingkat perputaran persediaan bahan baku rendah, maka akan mendorong penetapan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya, bilamana tingkat perputaran persediaan bahan baku tinggi, maka akan mendorong penetapan persediaan bahan baku dalam jumlah yang sedikit.
- Lamanya tenggang waktu antara bahan menah dipesan (dibeli) dengan bahan baku tersebut benar-benar telah dikirim dan tiba di gudang perusahaan (lead time). Bila tenggang waktunya lama, maka ditetapkan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya tenggang waktunya singkat, maka akan ditetapkan persediaan bahan baku dalam jumlah sedikit.
Menentukan Jumlah pembelian
Hal yang perlu selalu dipikirkan oleh perusahaan selain besarnya kebutuhan juga besarnya (jumlah) bahan baku setiap kali dilakukan pembelian, yang menimbulkan biaya paling rendah tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan baku. Ada banyak metode untuk menentukan jumlah pembelian antara lain :
- LOL yaitu Lot for Lot. Jumlah pembelian sebesar jumlah kebutuhan bersih
Perhitungan
bahan baku untuk satu periode ditentukan dengan :
Persediaan bahan akhir
xxxx
kebutuhan bahan baku untuk produksi xxxx (+)
jumlah kebutuhan =xxxx
persediaan awal xxxx (-)
pembelian bahan baku = xxxx
kebutuhan bahan baku untuk produksi xxxx (+)
jumlah kebutuhan =xxxx
persediaan awal xxxx (-)
pembelian bahan baku = xxxx
- EOQ yaitu jumlah pembelian sebesar jumlah yang meminimumkan biaya persediaan.
Pertimbangan
Pembelian Bahan Baku
Dalam pembelian bahan baku perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
Dalam pembelian bahan baku perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1.
Jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
2. Jumalah yang harus dibeli.
3. Harga per-satuan bahan baku.
2. Jumalah yang harus dibeli.
3. Harga per-satuan bahan baku.
Pengertian Anggaran Persediaan Bahan
Baku
Anggaran Persediaan Bahan Baku merupakan suatu
perencanaan yang terperinci atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai
persediaan. Pada penyusunan anggaran kebutuhan bahan baku dan anggaran
pembelian bahan baku, tampak bahwa masalah nilai persediaan awal dan persediaan
akhir bahan baku selalu diperhitungkan. Setiap perusahaan dapat mempunyai
kebijaksanaan dalam menilai persediaan yang berbeda.
Pada dasarnya
kebijaksanaan tentang penilaian persediaan dapat dikelompokkan menjadi:
- Kebijaksanaan FIFO (First In First Out).
Kebijaksanaan
FIFO, bahan baku yang lebih dahulu digunakan untuk produksi adalah bahan baku
yang lebih dahulu masuk di gudang, sehingga sering pula diterjemahkan ”pertama
masuk pertama keluar”. Dengan kata lain, penilaian bahan baku di gudang nilainya
diurutkan menurut urutan waktu pembeliannya.
- Kebijaksanaan LIFO (Last In First Out).
Kebijaksanaan LIFO
adalah harga bahan baku yang masuk ke gudang
lebih akhir justru dipakai untuk menentukan nilai bahan baku yang digunakan dalam produksi, meskipun
pemakaian fisik tetap diurutkan menurut urutan pemasukannya.
Besarnya bahan baku yang harus tersedia
untuk kelancaran proses produksi tergantung :
- Volume produksi selama satu periode waktu tertentu. ( dapat dilihat pada anggaran biaya produksi).
- Volume bahan baku minimal , yang disebut safety stock ( persediaan besi).
- Besarnya pembelian yang ekonomis (economical order quantity).
- Estimasi tentang naik turunya harga bahan baku pada waktu mendatang.
- Biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku.
- Tingkat kecepatan bahan baku menjadi rusak.
Persediaan Besi (safety stock)
Persediaan Besi (safety stock) adalah
persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan untuk menjamin
kelangsungan proses produksi. Persediaan besi ditentukan oleh :
- Kebiasaan leveransir menyerahkan bahan baku yang dipesan apakah selalu tepat waktu atau tidak. Bila leveransir selalu tepat menyerahkan pesanan kita maka resiko kehabisan bahan baku relative kecil, sehingga persediaan besi tidak perlu terlalu besar. Sebaliknya biaya bahan baku yang dipesan, maka resiko kehabisan bahan baku relative besar, sehingga perlu persediaan besi yang cukup besar pula.
- Jumlah bahan baku yang dibeli setiap kali pemesanan. Jumlah bahan baku yang dibeli besar berarti persediaan rata rata di atas safety stock besar pula, sehingga resiko kehabisan bahan baku relative kecil.
- Dapat diperkirakan atau tidak kebutuhan bahan baku secara tepat. Bagi perusahaan yang dapat memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku secara tepat, maka resiko kehabisan bahan baku kecil (karena bahan baku yang dibutuhkan sudah disediakan sepenuhnya).
- Perbandingan antara biaya penyimpanan bahan baku dan biaya extra karena kehabisan bahan baku. Biaya penyimpanan tampak besar daripada biaya extra akibat kehabisan bahan baku maka tidak perlu adanya persediaan besi yang terlalu besar.
Bentuk Format Dasar Anggaran Persediaan
Bahan Baku
Anggaran Persediaan Bahan Baku
disusun untuk merencanakan persediaan di masa yang akan datang. Faktor
persediaan ini menjadi pertimbangan dalam pembelian bahan mentah. Pembelian
bahan mentah bisa saja tidak sama dengan jumlah bahan mentah yang diperlukan
karena adanya faktor persediaan.
Dalam Anggaran Persediaan Bahan Baku
perlu diperinci hal-hal sebagai berikut:
1.
Jenis bahan baku yang digunakan.
2.
Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang tersisa sebagai persediaan.
3.
Harga per unit masing masing jenis bahan baku.
4.
Nilai bahan baku yang disimpan sebagai
persediaan.
Pada prinsipnya tidak ada bentuk format standar Anggaran Persediaan Bahan
Baku, yang penting adalah bahwa Anggaran Persediaan Bahan Baku memuat informasi
tentang jenis, jumlah, harga dan nilai bahan baku yang menjadi persediaan.
Selebihnya disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi perusahaan.
Komentar
Posting Komentar