Materi Anggaran Penjualan
MATERI IV
ANGGARAN
PENJUALAN
Deskripsi
Materi :
Memahami dan mampu membuat anggaran penjualan
Pemahaman
tentang penyusunan anggaran penjualan,
kebijakan perubahan harga dan pola permintaan pasar
Pengertian
Anggaran
Glenn A. Welsch mendefenisikan
anggaran sebagai berikut:"Profit planning and control may be broadly as de
fined as sistematic and formalized approach for accomplishing the planning,
coordinating and control responsibility of management". Dari pengertian
tersebut, anggaran dikaitkan dengan fungsi-fungsi dasar manajemen yang meliputi
fungsi perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Jadi bila anggaran dihubungkan
fungsi dasar manajemen maka anggaran meliputi fungsi perencanaan, mengarahkan,
mengorganisasi dan mengawasi setiap satuan dan bidang-bidang organisasional
didalam badan usaha.
UNSUR-UNSUR DALAM ANGGARAN PENJUALAN
1. Pengertian anggaran penjualan.
2. Kegunaan anggaran penjualan.
3. Faktor- faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran
penjualan.
4. Cara- cara melakukan penaksiran penjualan.
5. Bentuk anggaran penjualan.
6. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
anggaran penjualan.
7. Tujuan dan fungsi anggaran penjualan.
A.
Pengertian Anggaran Penjualan
Dimaksudkan dengan Budget penjual
(Sales Budget) ialah Budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
penjualan perusahan selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi
rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas)
barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta
tempat (daerah) penjualannya.
Dari pengetian tersebut, jelaslah
bahwa budget penjualan hanyalah merupakan salah satu bagian saja dari seluruh
rencana perusahaan di bidang pemasaran (sales planning). Beberapa rencana
perusahaan di bidang pemasaran yang lain misalnya:
1.
Rencana tentang sasaran atau tujuan
pemasaran selama periode yang akan datang, seperti misalnya mencapai laba
maksimal, penetrasi pasar ( market penetration ), pengembangan pasar (market
develovment), mempertahankan market share, memperkenalkan produk baru, dan
sebagainya.
2.
Rencana tentang organisasi penjualan
yang akan dipergunakan selama periode yang akan datang.
3.
Rencana tentang saluran disrtibusi yang
akan dipergunakan selama periode yang akan datang.
4.
Rencana tentang biaya distribusi selama
periode yang akan datang.
5.
Rencana tentang media-media promosi
yang akan dipergunakan selama periode yang akan datang.
6.
Rencana tentang biaya promosi selama
periode yang akan datang.
7.
Rencana tentang pengembangan produk
selama periode yang akan datang, dan sebagainya.
B.
Kegunaan Anggaran Penjualan
Secara umum, semua budget termasuk budget penjualan
mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat
pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja yang menbantu
menajeman dalan memimpin jalannya perusahaan. Sedangkan secara khusus, budget penjualan
berguna sebagai dasar penyusunan semua budget-budget dalam perusahaan, sebab
bagi perusahaan yang menghadapi pasar bersaing, budget penjualan harus disusun
paling awal daripada semua budget yang lain yang ada dalam perusahaan.
C. Faktor- Faktor
Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan
1. Faktor Intern
Yang termasuk dalam faktor intern
adalah data, informasi, dan pengalaman yang terdapat
didalam perusahaan sendiri, seperti :
a. Penjualan
tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas, harga, waktu
maupuntempat penjualannya.
b.
Kebijaksanaan perusahaan yang
berhubungan dengan masalah penjualan, seperti
tentang pemilihan saluran
distribusi, pemilihan media-media promosi, cara penetapan
harga jual dan sebagainya.
c.
Kapasitas produksi yang dimiliki
perusahaan serta kemungkinan perluasannya diwaktu
yang akan datang.
d.
Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun
keterampilan dan keahliannya,
serta
kemungkinan pengembangannya diwaktu yang akan datang.
e.
Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
perusahaan, serta kemungkinan perluasannya
diwaktu yang
akan datang.
2. Faktor Ekstern
Yang termasuk dalam faktor ekstern adalah data,
informasi, dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi di sana
mempunyai pengaruh terhadap budget penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain
berupa:
a. Keadaan persaingan dipasar.
b. Posisi perusahaan dalam persaingan.
c. Tingkat pertumbuhan penduduk.
d. Tingkat penghasilan masyarakat.
e.
Elastisitas permintaan terhadap harga
barang yang dihasilkan perusahaan, yang terutama akan mempengaruhi dalam
merencanakan harga jual dalam budget penjualan yang akan disusun.
f.
Agama,
adat- istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
g.
Berbagai kebijakan pemerintah baik
dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun keamanan.
h.
Keadaan perekonomian nasional maupun
internasional.
i.
Kemajuan teknologi, barang-barang
substitusi, selera konsumen dan kemungkinan perubahannya, dan sebagainya.
C.
Cara- Cara Melakukan Penaksiran Penjualan
Untuk menyusun budget penjualan diperlukan penaksiran-penaksiran
(forecasting) khususnya penaksiran tentang jumlah produk yang diperkirakan akan
mampu dijual beserta harga jualnya, yang masing-masing dikaitkan dengan jenis
produk yang akan dijual, dengan waktu serta tempat penjualannya, dan menurut sifatnya cara untuk melakukan
penaksiran-penaksiran tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Penaksiran yang bersifat kualitatif
Merupakan cara
penaksiran yang menitik beratkan pada pendapat seseorang. Cara penaksiran ini
mempunyai kelemahan yang menonjol, yaitu bahwa pendapat seseorang seringkali
banyak diwarnai oleh hal-hal yang bersifat subyektif dari pada bersifat
obyektif. Dengan demikian ketepatan hasil taksirannya menjadi diragukan. Adapun
beberapa cara penaksiran yang bersifat kualitatif ini antara lain:
a. Pendapat pimpinan bagian pemasaran
b. Pendapat para petugas penjualan.
c. Pendapat lembaga-lembaga penyalur.
d. Pendapat konsumen.
e. Pendapat para
ahli yang dipandang memahami ( konsultan).
2.
Penaksiran yang bersifat kuantitatif
Ialah cara
penaksiran yang menitik beratkan pada perhitungan-perhitungan angka dengan
menggunakan berbagai metode statistika. Cara penaksiran ini juga mempunyai
kelemahan yaitu adanya hal-hal yang tidak dapat diukur secara kuantitatif
misalnya selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan, dan cara
berfikir masyarakat, struktur masyarakat dan sebagainya. Adapun beberapa cara penaksiran yang
bersifat kuantitatif antara lain:
a.
Cara yang mendasarkan diri pada data
historis dari suatu variabel saja, yaitu variabel yang akan ditaksir itu
sendiri. Misalnya dengan metode trend bebas, trend setengah rata-rata, trand
moment, trend least-square, dan kuadrik.
b. Cara yang
mendasarkan diri pada data historis dari variabel yang akan ditaksir serta
hubungannya dengan data historis dari variabel lain yang diduga mempunyai
pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan variabel yang akan di taksir
tersebut. Misalnya
dengan metode regresi tunggal dan regresi berganda.
c.
Cara penaksiran yang menggunakan
metode-metode statistik yang diterapkan pada berbagai analisa khusus. Misalnya
analisa industri, analisa jenis-jenis produk yang dihasilkan perusahaan, dan
analisa pemakai akhir dari produk.
Dengan
menggunakan berbagai cara penaksiran yang berbeda, akan diperoleh angka
taksiran yang berbeda pula. Angka-angka taksiran ini tidak dengan sendirinya
menjadi angka yang dimuat dalam budget penjualan melainkan merupakan bahan
pertimbangan yang masih akan dibahas lebih lanjut dalam panitia budget.
Sebagai
ilustrasi, berikut ini diberikan contoh cara penaksiran yang bersifat
kuntitatif (metode trend moment dan metode least square), sehingga mendapat
gambaran yang lebih jelas:
1. Metode Trend
Moment
Metode trend moment menggunakan cara-cara perhitungan
statistika dan matematika tertentu untuk mengetahui fungsi garis lurus sebagai
pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis perusahaan. Dengan
demikian pengaruh unsur-unsur subyektif dapat dihindarkan.
Prinsip-prinsip pengerjaan metode trend moment adalah
sebagai berikut:
a.
Barang tahan lama minimal satu tahun.
b.
Barang yang selalu diperlukan, misalnya
sembako.
c.
Kegiatan usaha sudah berjalan minimal
dua tahun, digunakan sebagai data penjualan tahun yang lalu.
d.
Jumlah data tahun lalu baik tahun
ganjil maupun genap tetap diurut dari 0, 1, 2, 3,…..dst pada kolom x.
Rumus metode trend moment:
I.Y=
a + bx
II.∑
y= n.a + b.∑ xIII.∑ xy= a. ∑ x + b. ∑ x2
Contoh soal:
Sebuah perusahaan yang bergerak
dalam penyediaan minuman air galon ingin membuat forecast penjualan minuman air
gallon untuk beberapa tahun mendatang didaerah Singkawang, dengan menggambarkan
garis trend data penjualan tahun yang lalu adalah sebagai berikut:
Tahun
|
Penjualan
|
Y
|
|
2008
2009
2010
2011
2012
|
130.000
145.000
150.000
165.000
170.000
|
Hitunglah
forecast penjualan dengan metode trend moment!
Jawab:
Tahun
|
x
|
Penjualan
|
xy
|
x2
|
y
|
||||
2008
2009
2010
2011
2012
|
0
1
2
3
4
|
130.000
145.000
150.000
165.000
170.000
|
0
145.000
300.000
495.000
680.000
|
0
1
4
9
16
|
∑
|
10
|
760.000
|
1.620.000
|
30
|
II.∑
y= n.a + b.∑ x
760.000= 5a + 10b
III.∑
xy= a. ∑ x + b. ∑ x2
1.620.000= 10a + 30b
Dibuat
persamaan menjadi:
760.000= 5a + 10b x 2 1.520.000= 10a
+ 20b
1.620.000= 10a + 30b x 1 1.620.000=
10a + 30b -
-100.000= -10b
b = 10.000
760.000= 5a + 10b
760.000= 5a + 10 (10.000)
760.000= 5a + 100.000
660.000= 5a
a = 132.000
Y= 132.000 + 10.000x
Maka nilai trend tiap tahun sampai
tahun 2013dan 2014 dapat dihitung sebagai berikut:
2008
|
Y= 132.000 + 10.000 ( 0 ) =
|
132.000
|
2009
|
Y= 132.000 + 10.000 ( 1 ) =
|
142.000
|
2010
|
Y= 132.000 + 10.000 ( 2 ) =
|
152.000
|
2011
|
Y= 132.000 + 10.000 ( 3 ) =
|
162.000
|
2012
|
Y= 132.000 + 10.000 ( 4 ) =
|
172.000
|
2013
|
Y= 132.000 + 10.000 ( 5 ) =
|
182.000
|
2014
|
Y= 132.000 + 10.000 ( 6 ) =
|
192.000
|
|
|
1.134.000
|
2. Metode
Least Square
Sebenarnya metode trend least square hanyalah merupakan
penyederhanaan dari metode trend moment dengan cara mengusahakan sedemikian
rupa sehingga jumlah parameter X sama dengan nol ( ∑x = 0 ). Oleh karena ∑x =
0, maka rumus tersebut akan menjadi lebih sederhana, yaitu:
I.Y= a + bx
II.∑ y= n.a atau a = ∑
III.∑ xy= b. ∑ x2 atau b
= ∑ xy/ ∑ x2
Prinsip penyelesaian dengan metode
least square:
a.
Barang tahan lama minimal satu tahun.
b.
Barang yang selalu diperlukan, misalnya
sembako.
c.
Kegiatan usaha sudah berjalan minimal
dua tahun, digunakan sebagai data penjualan tahun yang lalu.
d.
Jika jumlah data tahun yang lalu adalah
ganjil, maka pada kolom x ditengahnya adalah nol (0).
e.
Jika jumlah data tahun yang lalu adalah
genap, maka pada kolom x ada dua loncatan dua angka baik keatas maupun kebawah.
Misalnya,
2009
2010
2011
2012
|
-3
-1
1
3
|
Contoh soal:
Sebuah perusahaan yang bergerak
dalam penyediaan minuman air gallon ingin membuat forecast penjualan minuman
air gallon untuk beberapa tahun mendatang didaerah Singkawang, dengan
menggambarkan garis trend data penjualan tahun yang lalu adalah sebagai
berikut:
Tahun
|
Penjualan
|
Y
|
|
2008
2009
2010
2011
2012
|
130.000
145.000
150.000
165.000
170.000
|
Hitunglah forecast penjualan dengan
metode trend least square!
Jawab:
Tahun
|
x
|
Penjualan
|
xy
|
x2
|
y
|
||||
2008
2009
2010
2011
2012
|
-2
-1
0
1
2
|
130.000
145.000
150.000
165.000
170.000
|
-260.000
-145.000
0
165.000
340.000
|
4
1
0
1
4
|
∑
|
0
|
760.000
|
100.000
|
10
|
II.∑
y= n.a atau a = ∑ y/ na = 760.000/ 5a = 152.000
III.∑ xy= b. ∑ x2 atau b = ∑ xy/ ∑ x2
b = 100.000/ 10b
= 10.000
Y= 152.000 +
10.000x
Maka nilai trend tiap tahun sampai
tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut:
2008
|
Y= 152.000 + 10.000 ( -2 ) =
|
132.000
|
2009
|
Y= 152.000 + 10.000 ( -1 ) =
|
142.000
|
2010
|
Y= 152.000 + 10.000 ( 0 ) =
|
152.000
|
2011
|
Y= 152.000 + 10.000 ( 1 ) =
|
162.000
|
2012
|
Y= 152.000 + 10.000 ( 2 ) =
|
172.000
|
2013
|
Y= 152.000 + 10.000 ( 3 ) =
|
182.000
|
2014
|
Y= 152.000 + 10.000 ( 4 ) =
|
192.000
|
|
|
1.134.000
|
D.
Bentuk Anggaran Penjualan
Tidak ada suatu
bentuk standar yang harus dipergunakan oleh perusahaan jika akan menyusun
budget penjualan. Ini berarti tiap-tiap perusahaan mempunyai kebebasan untuk
menentukan bentuk serta formatnya. Namun harus mencakup rencana tentang jenis
(kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual,
harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualan.
E.
Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan
Dalam Penyusunan Anggaran Penjualan
a.
Rincian jumlah dan jenis produk
perusahaan.
Anggaran
penjualan hendaknya menyebutkan dengan jelas jenis produk yang akan dijual
serta jumlah unit dari masing-masing produk tersebut. Walaupun nantinya seluruh
penjualan akan dijumlahkan, namun untuk keperluan pengawasan perlu
masing-masing jenis peroduk yang dijual tersebut diketahui jumlahnya.
- Rincian daerah pemasaran.
Dewasa ini merupakan hal yang umum apabila
suatu perusahaan mempunyai daerah pemasaran yang cukup luas. Bagi
perusahaan-perusahaan seperti ini di dalam penyusunan anggaran penjualannya
perlu untuk memperlihatkan kemana saja produk perusahaan tersebut akan dijual. Hal ini sangat
membantu para pelaksana penjualan serta memudahkan pengawasan penjualan. Pada
umumnya daerah pemasaran yang luas ini akan dibagi menjadi beberapa daerah
pemasaran dengan dasar-dasar tertentu yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
Dasar yang paling umum digunakan adalah letak geografis dan tidak jarang pula
yang mempergunakan pembagian atas dasar kota tujuan atau kelompok kota tujuan
pemasaran.
- Diskriminasi harga
Didalam penentuan harga jual produk,
terdapat beberapa perusahaan yang menetapkan harga yang sama bagi penjualan
produknya untuk seluruh daerah pemasaran yang ada. Namun demikian tidak
disangkal pula bahwa terdapat beberapa perusahaan yang menerapkan kebijakan
diskriminasi harga untuk daerah yang berbeda. Untuk perusahaan-perusahaan
semacam ini harga yang dapat ditentukan untuk masing-masing daerah pemasaran
tersebut harus jelas sehingga dapat diketahui dan diawasi pelakksanaannya
dengan mudah. Jika harga untuk masing-masing daerah pemasaran ini tidak
dijelaskan maka penjualan produk perusahaan tersebut akan mengalami beberapa
kesulitan didalam pemantauannya, karena terdapat beberapa harga yang berbeda
antara satu daerah dengan daerah pemasaran yang lainnya.
- Potongan harga
Didalam
pelaksanaan penjualan produk perusahaan sangat sering dijumpai adanya potongan
harga. Bagi pembeli atau distributor yang membeli dalam jumlah tertentu, atau
pembayarannya dengan jangka waktu tertentu seringkali mendapatkan perlakuan
harga yang berbeda. Untuk memudahkan pengawasan penjualan produk perusahaan
ini, maka didalam anggaran yang disusun seharusnya disebutkan seberapa banyak
potongan yang akan diberikan oleh perusahaan sehubungan dengan pembelian dengan
persyaratan-persyaratan khusus tersebut. Pengawasan pemberian potongan
pembelian ini akan lebih mudah apabila perusahaan telah mempersiapkan didalam
anggaran yang ddisusun tersebut. Bagi perusahaan-perusahaan dimana potongan
pembelian ini merupakan hal yang rutin, misalnya dihubungkan dengan waktu
pembayaran, maka lebih baik bila anggaran penjualan yang disusun tersebut
dilengkapi dengan anggaran potongan pembelian. Pelaksanaan penyusunan anggaran
ini dapat disusun sendiri atau berdiri sendiri, namun tidak jarang pula yang
langsung digabungkan dengan anggaran penjualan yang ada.
- Pada umumnya anggaran penjualan ini disusun untuk satu periode atau satu tahun. Namun untuk keperluan perencanaan, koordinasi dan pengawasan dalam perusahaan tersebut selayaknya anggaran penjualan yang disusun ini juga dilengkapi dengan rincian penjualan bulanan. Bahkan beberapa perusahaan yang mendasarkan penyusunan anggaran penjualan dari pada pengecer, agen dan distributor, tidak jarang disusun perencanaan penjualan produk perusahaan perbulan dahulu baru kemudian dijadikan perencanaan tahunan dengan jalan menjumlahkan seluruh penjualan bulanan yang ada. Namun bagi perusahaan yang menyusun peramalan penjualan tahunan, pada umumnya pemecahan perencanaan penjualan bulanan ini akan dilaksanakan atas dasar pola penjualan bulanan yang telah ada dari beberapa periode yang telah lalu. Atas dasar pola ini ditentukan berapa besarnya jumlah penjualan perbulan pada periode yang bersangkutan.
F. Tujuan Dan Fungsi Anggaran Penjualan
Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah:
1. Mengurangi ketidakpastian dimasa
depan.
2. Memasukkan pertimbangan /keputusan
manajemen dalam proses perencanaan.
3. Memberikan informasi dalam profit
planing control.
4.
Untuk mempermudah pengendalian penjualan.
Fungsi dari
anggaran penjualan dalam suatu perusahaan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Anggaran penjualan adalah dasar
perencanaan atas kegiatan perusahaan pada umumnya.
2.
Anggaran penjualan sebagai alat
koordinasi dan mengarahkan setiap pelaksanaan divisi pemasaran.
3.
Anggaran penjualan sebagai alat
pengorganisasian.
Anggaran penjualan sebagai alat pengawasan bagi
manajemen.
Komentar
Posting Komentar