Materi Anggaran Tenaga Kerja Langsung
MATERI VII
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Deskripsi
Materi :
Mampu menghitung kebutuhan tenaga kerja langsung dan membuat anggaran
biaya tenaga kerja langsung
Pemahaman dalam menentukan implikasi rencana penggunaan
tenaga kerja langsung tiap jenis TKL selama proses anggaran produksi
Pengertian Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Pada setiap
perushaan tentu saja ada biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tenaga kerja.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang utama dan yang selalu
ada dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan tersebut sudah digunakan
mesin-mesin. Mesin yang bekerja dalam perusahaan tentu saja perlu ditangani
oleh tenaga manusia, meskipun mesin-mesin jaman sekarang sudah banyak yang
bersifat otomatis.
Anggaran tenaga
kerja seperti halnya anggaran bahan mentah, hanya merencanakan unsur tenaga
kerja langsung. Dan seperti halnya anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja
selalu dikaitkan dengan anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya.
Perencanaan tenaga meliputi aspek yang luas sekali, sehingga perlu
diperhitungkan secara matang oleh pemimpin perusahaan.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
tenaga kerja antara lain adalah:
1.
Kebutuhan tenaga kerja
2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja
3. Latihan bagi tenaga kerja baru
4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja
5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja
6. Pengawasan tenaga kerja
2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja
3. Latihan bagi tenaga kerja baru
4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja
5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja
6. Pengawasan tenaga kerja
Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencar dan mendapatkan tenaga kerja yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan khusus umumnya mudah dicari di Indonesia ini. tetapi unutk mencari tenaga kerja yang baik di salah satu bidang khusus, seperti tenaga teknis dan manajerial harus diperoleh secara khusus pula. Untuk mereka, perusahaan tidak segan-segan menyediaka perangsang berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap. Beberapa perusahaan besar bahkan mendapatkannya dengan melalui kaderisasi, umpamanya dengan penawaran beasiswa yangh mengikat. Karena itu biaya tenaga kerja, sebetulnya tidak hanya timbul pada saat tenaga kerja iti digunaka, akan tetapi ada sebelum tenaga kerja itu siap.
Seleksi tenaga
kerja dilakukan denga berbagai cara. Selain diadakan uji tertulis dan lisan,
juga diadakan psychotest, untuk mengetahui secara pasti siapa yang paling cocok
untuk bidabg pekerjaan yang tersedia. Tujuan seleksi tenaga kerja khususnya
adalah untuk mencari orang-orang yang cocok dan mempunyai potensi untuk
berkembang.
Tenaga kerja yang sudah berpengalaman selain mahal
“harga”-nya juga ada kemungkina bahwa pengalaman yang dimiliki justru tidak
sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Pelatihan atau
training biasanya diberikan pada tenaga kerja baru. Pelatihan ini dapat
diverikan oleh internal perusahaan atau bisa juga oleh lembaga khusus yang
memberikan secara bersama-samadengan para tenaga kerja baru di perusahaan lain.
Pelatihan bisa dilakukan di lingkunga kantor/perusahaan, atau di luar
perusahaan.
Sesudah selesai
masa latihan, maka tenaga kerja siap untuk ditempatkan. Potensi masing-masing
tenaga kerja dan jabatan yang tersedia bermacam-macam sehingga perlu adanya
evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi mereka.
Semua aspek di atas
tidak hanya berlaku pada satu tingkatan saja, tetapi pada semua tingkatan
jabatan dalam perusahaan. Sehingga jelaslah bahwa biaya tenaga kerja merupakan
komponen yang cukup besar bagi harga produk barang yang dihasilkan.
Fungsi Perencanaan Dan Pengendalian
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Penyusunan anggaran kerja langsung yang baik, dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, yaitu sebagai berikut:
Penyusunan anggaran kerja langsung yang baik, dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1.
Penggunaan tenaga kerja lebih efisien.
2. Biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur lebih efisien.
3. Penghitungan harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.
4. Alat pengendalian tenaga kerja langsung
2. Biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur lebih efisien.
3. Penghitungan harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.
4. Alat pengendalian tenaga kerja langsung
Laporan pelaksanaan tenaga kerja langsung merupakan kelanjutan pelaksanaan untuk bahan mentah.
Contoh :
Data anggaran sebagai berikut :
Produksi bulan Februari = 16.000 unit, dengan standar pemakaian tenaga kerja langsung = 2,5 jam per unit barang, tariff upah = Rp 100,00/jam.
Data realisasi sebagai berikut :
Produksi bulan Februari = 15.000 unit yang menghabiskan 37.000 jam tenaga kerja langsung dan upah yang dibayarkan Rp 4.070.000,00.
Rencana Disesuaikan Realisasi Penyimpangan Jumlah %
Produksi 16.000 15.000 15.000
Standar Pemakaian TK 2,5 DLH 2,5 DLH 2,467 DLH 0,033 DLH 1%
Jumlah DLH 40.000 DLH 37.500 DLH 37.000 DLH +500 DLH 2%
Upah / DLH Rp.100,0 Rp 100,00 Rp 110,00 (Rp 10,00) 10%
Jumlah Upah Rp 4000.000 Rp 3.750.000 Rp 4.070.000 (Rp 320.000) 8%
Laporan pelaksanaan dan analisa variansi untuk data di atas adalah sebagai berikut:
Analisa variansi:
Penyimpangan
efisiensi = (JTKL standar – JTKL actual) x tarif standar
= (37.500 – 37.000) x Rp 100,00 = Rp 50.000,00
Penyimpangan upah = (tarif standar – tarif aktual) x JTKL aktual
= Rp 100,00 – Rp 110,00) x 37.000
= (Rp 370.000,00)
Total variansi = Rp 50.000,00 +(Rp 370.000,00) = (Rp 320.000)
= (37.500 – 37.000) x Rp 100,00 = Rp 50.000,00
Penyimpangan upah = (tarif standar – tarif aktual) x JTKL aktual
= Rp 100,00 – Rp 110,00) x 37.000
= (Rp 370.000,00)
Total variansi = Rp 50.000,00 +(Rp 370.000,00) = (Rp 320.000)
Jenis-Jenis Tenaga Kerja
Untuk kepentingan penyusuna anggaran dan perhitunga harga produk, maka biasanya tenaga kerja dibedakan menjadi:
Untuk kepentingan penyusuna anggaran dan perhitunga harga produk, maka biasanya tenaga kerja dibedakan menjadi:
1. Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja
langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang secara
langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya
produksi atau pada barang yang dihasilkan. Sedangkan tenaga kerja tidak
langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat
secara langsung pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya overhead
pabrik. Tenaga
kerja langsung memiliki sifat :
·
Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja
jenis ini berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
·
Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga
kerja jenis ini merupakan biaya variabel.
·
Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja
jenis ini merupakan tenaga kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan
dengan produk akhir (terutama dalam penentuan harga pokok).
Yang
dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung antara lain adalah para buruh
pabrik yang ikut serta dalam kegiatan proses produksi darii bahan mentah sampai
berbentuk barang jadi.
2. Tenaga kerja tidak langsung
Sedangkan tenaga kerja tidak langsung
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungkan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
- Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya yang semi variabel. Artinya biaya-biaya yang mengalami perubahan tapi tidak secara sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan produksi.
- Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu dalam pabrik, tetapi dapat di luar pabrik.
Apabila tenaga
kerja jenis ini bekerja dalam lingkungan pabrik maka biaya yang dikeluarkan
untuk mereka dikelompokkan dalam penganggaran biaya pabrik (manufacturing
expense budget).
Sistem Upah Dan Perencanaan Tingkat
Upah
Ada tiga sistem pembayaran upah, yaitu:
1. Sistem upah menurut waktu,
Ada tiga sistem pembayaran upah, yaitu:
1. Sistem upah menurut waktu,
yang menentukan
bahwa besar kecilnya upah yang akan dibayarkan kepada masing-masing tenaga
kerja, tergantung pad banyak sedikitnya waktu kerja mereka.
Keuntungan sistem upah menurut waktu
yaitu:
- Para tenaga kerja tidak perlu terburu-buru di dalam menjalan kan pekerjaan, karena banyak-sedikitnya unit yang mampu mereka selesaikan tidak terpengaruh pada besar-kecilnya upah yang mereka terima. Dengan demikian kualitas barang yang diproduksi akan dapat terjaga.
- Bagi para tenaga kerja yang kurang terampil, sistem upah ini dapat member ketengan dalam bekerja, karena walaupun mereka kurang bisa menyelesaikan unit yang banyak, mereka akan tetap memperoleh upah yang sama dengan yang diterima oleh tenaga kerja lain.
Kerugian sistem upah menurut waktu
yaitu:
- Para tenaga kerja yang terampil akan mengalami kekecewaan, karena kelebihan mereka tidak dapat dimanfaatkan untuk memperoleh upah yang lebih besar dibandingkan para tenag kerja yang kurang terampil, sehingga tenaga kerja yang terampil kurang bersemangat dalam bekerja.
- Adanya kecenderungan para pekerja untuk bekerja lamban, karena besar-kecilnya unit yang dihasilkan tidak berpengaruh pada besar-kecilnya upah yang mereka terima.
2. Sistem upah
menurut unit hasil,
yang menentukan
besar-kecilnya upah yang diterima tenaga kerja , tergantung pada banyaknya unit
yang dihasilkan. Semakin banyak unit yang dihasilkan , semakin banyak upah yang
diterima.
Keuntungan sistem upah menurut unit
hasil yaitu:
- Para tenaga kerja yang terampil akan mempunyai semangat kerja yang tinggi, dan akan menunjukkan kelebihan keterampilannya, karena besar-kecilnya unit yang dihasilkan akan menetukan besar-kecilnya upah yang akan mereka terima. Akibatnya produktivitas perusahaan meningkat.
- Adanya kecenderungan pekerja untuk bekerja labih semangat, agar memperoleh upah yang lebih besar.
Kerugian sistem upah menurut unit hasil yaitu:
- Para pekerja akan bekerja terburu-buru, sehingga kualitas barang kurang terjaga.
- Para pekerja yang kurang terampil akan selalu memperoleh upah yang rendah, akibatnya mereka kurang mempunyai semangat kerja.
3. Sistem upah
dengan insentif,
yang menentukan
besar-kecilnya upah yang akan dibayarkan kepada masing-masing tenaga kerja
tergantung pada waktu lamanya bekerja, jumlah unit yang dihasilkan ditambah
dengan insentif (tambahan upah) yang besar-kecilnya didasarkan pada prestasi
dan keterampilan kerja pegawai. Sistem upah dengan insentif sering
dianggap sebagai gabungan antara sistem upah menurut waktu dengan sistem upah
menurut unit hasil. Sistem ini diharapkan akan memperoleh keuntungan dari kedua
sistem tersebut. Namun sistem ini juga memilki kerugian, yaitu sistem ini
memerlukan sistem administrasi yang rumit, sehingga memerlukan tambahan pegawai
di bagian administrasi.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan tarif upah, yaitu dengan:
- Rata-rata tingkat upah. Penentuan tarif upah dalam suatu departemen atau pusat biaya dapat dilakukan dengan membuat estimasi jumlah pekerja dan tingkat upah, kemudian di hitung rata-rata upah.
- Rasio historis. Rasio historis antara jumlah upah yang dibayar dengan jumlah jam kerja langsung dalam suatu departemen dapat berubah bila kondisi berubah.
- Standar akuntansi. Penetapan tarif upah dapat sama dengan standar akuntansi biaya. Hal ini hanya dapat diterapkan jika perusahaan telah memakai sistem akuntansi biaya standar untuk upah, sehingga tidak perlu dibedakan antara standar dengan yang dianggarkan
Penentuan Standar Jam Tenaga Kerja
Langsung
Kondisi internal akan menentukan apakah perencanaan jam kerja langsung layak dikaitkan dengan rencana produksi. Begitu pula dengan pendekatan yang akan digunakan dalam perencanaan jumlah jam kerja langsung.
Kondisi internal akan menentukan apakah perencanaan jam kerja langsung layak dikaitkan dengan rencana produksi. Begitu pula dengan pendekatan yang akan digunakan dalam perencanaan jumlah jam kerja langsung.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam menentukan
jam kerja standar adalah :
1.
Studi gerak dan waktu. Studi ini biasa
dilakukan oleh bagian teknik dengan membuat analisis pekerjaan apa yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk. Kemudian dengan observasi
(biasanya dengan alat bantu stopwatch) yang dilakuakan berulang-ulang akan
dapat ditentukan standar waktu setiap jenis pekerjaan.
2.
Biaya standar. Jika sistem biaya
standar telah diterapkan di dalam perusahaan, biasanya telah dihitung pula
jumlah kebutuhan jam kerja langsung untuk setiap unit produk. Dengan demikian,
standar jam kerja langsung tersebut dapat digunakan dalam pembuatan anggaran
jam kerja langsung ( dengan cara mengalikannya dengan rencana produksi).
3.
Estimasi langsung oleh supervisor. Cara
ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada setiap supervisor departemen
produksi, berapa perkiraan jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk membuat
rencana produksi. Dalam membuat estimasi tersebut, supervisor harus berdasarkan
pada pendapat pribadi, pengalaman masa lalu, bantuan tingkat manajemen
berikutnya, dan bantuan dari staf teknis.
4.
Estimsi dengan statistik. Catatan
akuntansi biasanya sangat membantu dalam menetukan jumlah jamkerja langsung.
Rasio antara jam kerja langsung dengan jumlah output dihitung dan
kemudian disesuaikan dengan rencana perubahan dalam departemen yang
bersangkutan. Metode ini sangat tergantung pada ketepatan pencatatan dan
kesamaan proses produksi dari periode ke periode. Metode ini mempunyai
kelemahan, yaitu bahwa inefisiensi yang terjadi pada masa lalu akan terbawa ke
masa yang akan datang.
Jenis Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Dan Persiapan Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja
Apabila memungkinkan, anggaran tenaga kerja dapat dibuat secara terpisah, yakni anggaran jam kerja langsung dan anggaran biaya tenaga kerja langasung.
Apabila memungkinkan, anggaran tenaga kerja dapat dibuat secara terpisah, yakni anggaran jam kerja langsung dan anggaran biaya tenaga kerja langasung.
1. Anggaran jam tenaga kerja langsung
Anggaran ini
harus mencantumkan data-data sebagai berikut:
a)
Jenis barang yang dihasilkan perusahaan
b) Bagian-bagian yang terlibat slam proses produksi
c) Jumlah JTKL yang diperlukan untuk memproduksi tiap jenis barang
d) Waktu produksi barang
b) Bagian-bagian yang terlibat slam proses produksi
c) Jumlah JTKL yang diperlukan untuk memproduksi tiap jenis barang
d) Waktu produksi barang
2. Anggaran biaya
tenaga kerja langsung
Anggaran ini
memuat hal-hal sebagai berikut:
a)
Jumlah barang yang diproduksi
b) JTKL yang diperlukan untuk mengerjakan 1 unit barang
c) Tingkat upah rata-rata per JTKL
d) Jenis barang yang dihasilkan perusahaan
e) Waktu produksi barang
b) JTKL yang diperlukan untuk mengerjakan 1 unit barang
c) Tingkat upah rata-rata per JTKL
d) Jenis barang yang dihasilkan perusahaan
e) Waktu produksi barang
Sebelum menyusun anggraan tenaga kerja perlu
ditentukan lebih dahulu satuan utama yang digunaka untuk menghitungnya. Yang
paling sering digunakan adalah perhitunga atas dasar jam brurh langsung dan
biaya buruh langusng. Dalam penyusunan anggraan ini terlebih dahulu membuat
Manning Table.
Manning Table merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan:
•
Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
• Jumlah masing-masing tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat kegiatan
• Bagian-bagian yang membutuhkannya
• Jumlah masing-masing tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat kegiatan
• Bagian-bagian yang membutuhkannya
Bentuk Format
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Berikut ini
disajikan pedoman langkah-langkah umum penyusunan anggaran tenaga kerja.
Langkah-langkah ini hanya pedoman umum dan bukan suatu pedoman standard karena
bagaimanapun penyusunan anggaran tenaga kerja harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi yang ada pada perusahaan.
Selengkapnya
langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
-
Menentukan satuan dasar yang digunakan
untuk menyusuna anggaran tenaga kerja langsung. Pada umumnya menggunakan Jam
buruh langsung (DLH) atau Biaya buruh langsung (DLC)
-
Menyusun manning table yang merupakan
daftar kebutuhan tenaga kerja menyangkut jenis dan kualifikasi, jumlah
masing-masing kualifikasi dan bagian-bagian yang membutuhkan
-
Menentukan waktu standar
-
Menentukan standar upah
-
Menyajikan dalam bentuk tabel
Bentuk Format
Penyajian Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Anggaran Tenaga
Kerja LAngsung setidaknya memuat informasi
Waktu produksi
Jenis barang
yang dihasilkan
Jumlah barang
yang diproduksi
Standar waktu, Jumlah waktu,
Standar upah, Jumlah Upah
Bagian-bagian
yang membutuhkan tenaga kerja
Jumlah total
Bentuk Format Penyajian juga dapat dilakukan dengan
membagi menjadi dua sub yakni:
1. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
2. Anggaran jam buruh langsung yang diperinci dengan
memuat hal-hal sbb:
Jenis barang
yang dihasilkan
Bagian-bagian
yang ada dalam proses produksi
Jumlah DLH yang
diperlukan setiap jenis barang
Waktu produksi barang
Komentar
Posting Komentar