Materi Penganggaran Modal
MATERI X
PENGGANGGARAN
MODAL
Deskripsi
Materi :
Mampu menghitung
kebutuhan biaya modal dan menyusun
anggaran biaya modal
Pemahaman
tentang keputusan keuangan yang
berhubungan dengan investasi
Dasar-dasar
Penganggaran Modal
I. THE CAPITAL
BUDGETING DECISIONS PROCESS
Pengertian
capital budgeting :
Suatu proses mengevaluasi dan seleksi terhadap investasi
jangka panjang agar tetap sejalan dengan tujuan perusahaan dalam memaksimalkan
kesejahteraan pemegang saham.
Pengertian
Capital Expenditure dan Operating :
· Capital Expenditure ;
yaitu pengeluaran dana yang menghasilkan manfaat lebih
dari satu tahun.
· Operating Expenditure ;
yaitu pengeluaran dana dengan masa manfaat dalam satu
tahun.
Capital
Expenditure Motives :
- Expansion, yaitu pengeluaran modal untuk memperluas tingkatan operasional perusahaan
terutama melalui akuisisi aktiva tetap.
- Replacemant, yaitu pengeluaran modal untuk mengganti aktiva tetap yang telah usang.
- Renewal, yaitu pengeluaran modal untuk memperbaharui aktiva tetap yang ada.
Motif Renewal sering merupakan suatu alternatif lain bagi
motif Replacement.
- Other purposes, yaitu pengeluaran modal yang tidak mengakibatkan akuisisi atau transformasi dari aktiva tetap berwujud, misalnya pengeluaran periklanan serta riset dan pengembangan.
Step in
Capital Budgeting Process :
1.
Pembuatan proposal
pengeluaran modal.
2.
Pengkajian dan
analisis proposal, pengkajian akan dilakukan dengan melihat kesesuaian proposal
dengan tujuan dan rencana perusahaan secara keseluruhan serta validitas aspek
ekonomis proposal tersebut.
3.
Pengambilan
keputusan pengeluaran modal.
4.
Pelaksaananan
keputusan .
5.
Tindak lanjut dan
koreksi.
Basic terminology in capital budgeting :
Independent
Versus Mutually Exclusive Projects :
Independent
Projects adalah proyek dengan aliran dana yang saling tidak berhubungan dimana
penerimaan suatu proyek tidak akan meniadakan kesempatan bagi proyek lain untuk
dipertimbangkan lebih lanjut.
Mutually Exclusive
Projects adalah proyek yang bersaing antara satu dengan lainnya dimana
penerimaan suatu proyek akan meniadakan kesempatan bagi proyek lain untuk dipertimbangkan
lebih lanjut.
Unlimited
Funds Versus Capital Rationing :
Unlimited Funds adalah suatu situasi keuangan dimana
perusahaan dapat menerima semua proyek independent yang menghasilkan return
yang dapat diterima karena dana yang tidak terbatas.
Capital Rationing adalah suatu situasi keuangan dimana
perusahaan hanya memiliki dana yang terbatas guna dialokasikan dalam
pengeluaran modal.
Accept-Reject
Versus Ranking Approach :
Accept-Reject Approach adalah pendekatan evaluasi
pengeluaran modal untuk menentukan apakah suatu pengeluaran modal memenuhi
kriteria minimum penerimaan proyek oleh perusahaan.
Rangking Approach adalah pendekatan evaluasi pengeluaran
modal dengan meranking proyek pengeluaran modal atas dasar pengukuran yang
ditetapkan, misalnya atas dasar rate of return.
Conventional
Versus Non Convertional Cash Flow Pattern :
Conventional Cash Flow Pattern adalah pola aliran kas
keluar yang diikuti hanya oleh satu rangkaian aliran kas masuk.
Non Conventional Cash Flow Pattern adalah pola aliran kas
keluar yang diikuti oleh lebih dari satu rangkaian arus kas masuk.
Annuity Versus
Mixed Stream Cash Flows :
Annuity adalah serangkaian aliran kas yang sama.
Mixed Stream adalah serangkaian aliran kas yang tidak
sama.
II.THE
RELEVANT CASH FLOWS
Relevant Cash Flows adalah tambahan aliran kas keluar dan
masuk setelah pajak (Incremental Cash Flows) dalam suatu pengeluaran modal.
Major Cash
Flows Components :
1.
Initial Investment,
yaitu arus kas keluar pada permulaan proyek.
2.
Operating Cash
Inflows, yaitu tambahan arus kas masuk setelah pajak yang dihasilkan dari
pemanfaatan proyek selama umur proyek tersebut.
3.
Terminal Cash Flow,
arus kas non operasional setelah pajak yang muncul pada tahun terakhir proyek,
biasanya terkait dengan likuidasi proyek.
Expansion
Versus Replacement Cash Flows
Relevant cash flow untuk keputusan proyek penggantian :
Initial = initial investment needed – after tax cash in
investmentto accure new asset flows from likuidation of old asset
Operating = operating cash inflows - operating cash incash
inflows from new asset
flow from old asset terminal = after-tax cash flows -
after-tax cash flows
cash flow from termination of from termination of new
asset old asset
Relevant cash flow untuk proyek ekspansi sama dengan
proyek
replacement hanya saja aliran kas dari asset lama adalah
sama dengan nol.
Sunk Cost and
Opportunity Cost
Penentuan Incremental Cash Flows tidak perlu
memperhitungkan sunk cost , karena sunk cost merupakan pengeluaran modal awal
yang telah terjadi.
Sebaliknya opportunity cost (aliran kas yang mungkin
dapat direalisasikan dari alternatif terbaik penggunaan asset yang dimiliki)
perlu diperhitungkan dalam arus kas keluar dalam penentuan incremental cash
flows tersebut.
International
Capital Budgeting and Long Term Investments
Anggaran pengeluaran modal internasional berbeda dengan
anggaran
pengeluaran modal domestik, karena :
1. Arus kas terjadi dalam mata uang asing.
2. Sangat potensial untuk menghadapi resiko politik.
II.1. FINDING
THE INITIAL INVESTMENT
Initial investment terjadi pada saat nol, yaitu saat
dimana pengeluaran modal
terjadi.
Format dasar untuk menentukan initial invesment :
a.
Instaled cost of
new asset (Cost of new asset + Installation costs)
b.
dikurangi (-) After
tax proceeds from sale of old asset (Proceeds from sale of old asset +/- tax on
sale of old asset)
c.
ditambah/dikuragi
(+/-) Change in net working capital.
Jadi Initial
investment = a – b + c
Dimana :
-
Cost of new asset
adalah arus kas keluar bersih yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva baru
tersebut.
-
Installation cost
adalah semua tambahan biaya yang terjadi dalam rangka menempatkan aktiva hingga
siap untuk beroperasi.
-
Proceed from sale
of old asset adalah aliran kas masuk bersih dari penjualan aktiva lama setelah
dikurangi removal cost atau clean up cost.
Tax on sale of
old asset :
Perhitungan pajak sangat tergantung pada hubungan antara
harga jual aktiva lama, harga beli mula - mula aktiva lama serta nilai buku
dari aktiva lama tersebut.
Nilai Buku = Installed Cost of Asset – Akumulasi
Depresiasi
Beberapa situasi pajak yang mungkin terjadi adalah :
1.
Harga jual aktiva
melebihi harga beli mula - mula, maka pajak akan dikenakan pada capital gain .
2.
Harga jual lebih
tinggi dari nilai buku tetapi dibawah harga beli mula - mula, maka pajak hanya
dikenakan pada recaptured depreciation.
3.
Harga jual sama
dengan nilai buku, maka tidak ada pengenaan pajak.
4.
Harga jual dibawah
nilai buku, maka akan terjadi kerugian yang mengakibatkan adanya penghematan
pajak (tax saving).
Change in net
working capital adalah selisih antara perubahan
dalam aktiva lancar dengan perubahan dalam hutang lancar.
Contoh : Danson Company dalam mendapatkan perlengkapan
modal baru
memerlukan tambahan aktiva lancar sebesar $22,000 dan
tambahan hutang lancar sebesar $9,000. Maka tambahan modal kerja yang terjadi
adalah $13,000.
Contoh
perhitungan initial invesment :
Powell Corporation mencoba untuk menentukan pengeluaran
awal dari investasi penggantian mesin. Harga beli mesin baru $380,000 dan
memerlukan $20,000 untuk biaya pemasangan mesin tersebut. Mesin lama dibeli 3
tahun yang lalu dengan harga $240,000 dan telah disusut dengan metode MACRS 5
tahun. Depresiasi mesin baru juga menggunakan metode MACRS 5 tahun. Mesin lama
dapat dijual dengan harga $280,000.
Perusahaan mengharapkan kenaikan aktiva lancar sebesar
$35,000 dan kenaikan hutang lancar $18,000 akan menyertai proses penggantian
mesin tersebut. Tingkat pajak baik untuk capital gain maupun untuk pendapatan
original sebesar 40%. Nilai buku dari mesin lama sebesar $69,600 karena telah
disusut selama 3 tahun masing – masing sebesar 20%, 32% dan 19% per tahun
dengan metode MACRS.
Maka nilai initial investment akan terlihat sebagai
berikut :
-
Installed cost of
proposed machine
-
Cost of proposed
machine $380,000 + Installation costs $ 20,000
-
Total installed
cost-proposed $400,000 (depreciable value)
-
After tax proceeds
from sale of old asset = Proceeds from sale of present machine $280,000
-
Tax on sale of
present machine $ 84,160
-
Total after tax
proceeds-present $195,840 + Change in net working capital $ 17,000
-
Initial invesment
$221,160
II.2. FINDING
THE OPERATING CASH INFLOWS
Interpreting
the Term After – Tax
Perhitungan arus kas masuk dari suatu pengeluaran modal
selalu atas dasar setelah pajak.
Interpreting
the Term Cash Inflows
Nilai arus kas masuk ini tidaklah selalu sama dengan
nilai laba akuntansi pada laporan rugi laba, melainkan memerlukan penambahan
kembali setiap pengeluaran non cash yang telah diperhitungkan sebagai biaya
yang mengurangi laba bersih setelah pajak pada laporan rugi tersebut. Umumnya
pengeluaran non cash tersebut berupa depresiasi.
Perhitungan
nilai cash inflow dapat menggunakan kerangka laporan rugi laba sebagai berikut
:
a. Revunue
b. Expenses (excluding depreciation)
(-)…………………………………
c. Profit before depreciation and taxes
(Depreciation) (-)………………………………………
d. Net profit before taxes Taxes
(-)……………………………………
e. Net profit after taxes
Depreciation
(+) …………………………………………………………
Jadi nilai
cash inflow = a - b - c - d + e
Contoh : powell corporation mempunyai data pendapatan dan
biaya (tidaktermasuk depresiasi) dari mesin lama dan mesin baru sebagai berikut
:
Table : Powell Corporation’s revenue and expenses
(excluding depreciation) for proposed and present machines Year Revenue
Expenses (excl. depr)
(1) (2)
With proposed machine
1 $2,520,000 $2,300,000
2 $2,520,000 $2,300,000
3 $2,520,000 $2,300,000
4 $2,520,000 $2,300,000
5 $2,520,000 $2,300,000
With present machine
1 $2,200,000 $1,990,000
2 $2,300,000 $2,110,000
3 $2,400,000 $2,230,000
4 $2,400,000 $2,250,000
5 $2,250,000 $2,120,000
Serta data depresiasi dengan metode MACRS sebagai berikut
:
Table : Depreciation Expense for Proposed and Present
Machines for Powell Corporation
Applicable MACRS depreciation depreciation
Cost percentanges (from table ) ((1)x(2))
Year (1) 2) (3)
With proposed machine
1 $400,000 20 $ 80,000
2 $400,000 32 $128,000
3 $400,000 19 $ 76,000
4 $400,000 12 $ 48,000
5 $400,000 12 $ 48,000
6 $400,000 5 $ 20,000
Total 100 $400,000
With present machine
1 $240,000 12 $28,800
2 $240,000 12 $28,800
3 $240,000 5 $ 12,000
4
5
6
Dengan memperhitungkan tingkat pajak sebesar 40%,
perhitungan arus kas masuk Powell Corporation untuk mesin lama dan mesin baru
adalah sebagai berikut ;
Tabel : calculation of operating cash inflows for Powell
Corporation’s proposed and present machines
Year 1 2 3 4 5 6
With proposed machine
Revenue : $2,520,000 $2,520,000 $2,520,000 $2,520,000
$2,520,000 $0
-expenses :
Dan seterusnya ………………………………..
II.3. FINDING
THE TERMINAL CASH FLOW
Terminal Cash Flows adalah arus kas yang terjadi
sehubungan dengan penghentian atau likuidasi proyek pada akhir umur
ekonomisnya.
Format untuk menentukan terminal cash flow :
a. After proceeds from sale of new asset =
(Proceeds from sale of new asset +/- tax on sale of new
asset)
b. (-) After tax proceeds from sale of old asset =
(Proceeds from sale of old asset +/- tax on sale of old
asset)
c. (+/-) Change in net working capital .
Jadi Terminal cash flow = a - b + c
Dimana :
o Proceeds from sale of new and old asset sering disebut
salvage value (nilai sisa) yang mencerminkan nilai bersih removal cost atau
clean up cost yang diharapkan pada saat penghentian proyek.
o Perhitungan pajak tergantung pada nilai jual asset
dibandingkan dengan nilai buku. Jika :
Harga jual > nilai buku, pajak merupakan arus kas
keluar.
Harga jual < nilai buku, ada rabat pajak.
Harga jual = nilai buku, tidak ada perhitungan pajak.
o Change in net working capital , nilai ini akan sama besar
dengan nilai bersih perubahan modal kerja pada initial investment.
Contoh :
Meneruskan contoh Powell Corporation, asumsikan bahwa
mesin baru dapat dilikuidasi dengan nilai $50,000 setelah pembayaran removal
dan clean up cost. Sedangkan nilai buku mesin tersebut pada akhir tahun ke-5
adalah $20,000. Mesin lama benar – benar usang sehingga nilai likuidasi pada
akhir tahun ke-5 adalah $0. Perusahaan mengharapkan pengembalian net working
capital sebesar $17,000. Tingkat pajak diperhitungkan 40%. Maka terminal cash
flow proyek akan terlihat sebagai berikut :
- After proceeds from sale of new asset =
Proceeds from sale of new asset $50,000 - Tax on sale of
new asset $12,000
Total after tax proceeds-proposed $38,000
- (-) After tax proceeds from sale of old asset = Proceeds from sale of old asset $0 +/- tax on sale of old asset $0
Total after tax proceeds-present $0
- (+) Change in net working capital $17,000
Terminal cash flow = a - b + c
= $55,000
CAPITAL
BUDGETING TECHNIQUES
I. OVERVIEW OF
CAPITAL BUDGETING TECHNIQUES
Bab ini akan membahas penggunaan teknik - teknik capital
budgeting untuk mengevaluasi capital expenditure usulan suatu proyek sehingga
dapat diambil keputusan atas usulan proyek tersebut.
Asumsi dari usulan proyek suatu perusahaan adalah resiko
yang akan dihadapi adalah tidak berubah dan perusahaan tersebut memiliki dana
yang tidak terbatas.
Teknik capital budgeting yang akan dibahas dalam bab ini
adalah 3 teknik yang populer :
-
Payback Period
-
Net Present Value
-
Internal Rate of
Return
Teknik - teknik lain yang tidak dibahas secara mendalam
dalam bab ini adalah:
-
Present Value
Payback Period
-
Average
(Accounting) Rate of Return (ARR)
-
Profitability Index
(PI)
-
Modified Internal
Rate of Return (MIRR)
I.1. PAYBACK
PERIOD
Payback period adalah jangka waktu yang dibutuhkan bagi sebuah
perusahaan untuk memperoleh kembali investasi awalnya atas suutu proyek yang
sudah diperhitungkan dari cash inflows.
Untuk kasus annuity (cash inflows sama besar setiap
tahunnya) :
PP = II Dimana : PP = payback period, II = initial
investment
Untuk kasus mixed stream (cash inflows tidak sama setiap
tahunnya) :
Investasi awal dikurangi cash infloows tahun pertahun
sampai investasi awalnya kembali.
The Decision Creteria :
-
PP < batas waktu
maksimum proyek diterima.
-
PP > batas waktu
maksimum proyek ditolak.
-
Jangka waktu atau
batas waktu maksimum ditentukan oleh pihak manajemen perusahaan, maka
penelitian proyek dengan teknik ini bersifat subyektif.
Tipe proyek yang diusulkan :
-
Expansion
-
Replacement
-
Renewal, etc
Prospec and Cons.of Payback Periods
· Payback Period dipergunakan oleh :
a.
Perusahaan besar
untuk mengevaluasi proyek - proyek kecil.
b.
Perusahaan kecil
untuk mengevaluasi sebagian besar proyek mereka.
· Kelemahan Payback Period
a.
Payback Period yang
tepat hanya angka yang subyektif.
b.
Pendekatan ini
mengabaikan time value of money
c.
Tidak
diperhatikannya cash flows setelah investasi kembali.
Contoh :
TABLE 9.2 Relevant Cash Flows and Payback Periods for De
Yarman Enterprises Projects
Project Gold Project Silver
Initial investasi $50,000 $50,000
Year Cash Inflows
1 $ 5,000 $40,000
2 $ 5,000 $ 2,000
3 $40,000 $ 8,000
4 $10,000 $10,000
5 $10,000 $10,000
Payback Period 3 years 3 years
I.2. NET
PRESENT VALUE (NPV)
Atau biasa disebut sebagai discount rate, required
return, cost of capital, ataupun opportunity cost. Adalah besarnya hasil
pengembalian minimum yang harus didapat dari suatu proyek yang didapat dengan
cara mengurangi present value of initial investment dengan cash inflows pada
tingkat bunga sama dengan biaya modal perusahaan
.
NPV = Net
Present Value of cashflow – intial investment
The decision criteria :
o Jika NPV > $0 – proyek diterima.
o Jika NPV < $0 – proyek ditolak.
Contoh :
TABLE : The Calculation of NPVs for Bennett Company’s
Capital Expenditure Alternatives
Project A
Annual cash inflow $14,000 X Present value annuity
interst factor. PVIFAa $ 3,791
Present value of cash flows $53,074
- Intial investment $42,000
Net Present Value (NPV) $11,074
Project B
Year Cash Inflows Present Value Present
(1) Interest Factor Value
PVIF (1) x (2)
(1) (2) (3)
1 $28,000 .909 $25,452
2 $12,000 .826 $ 9,912
3 $10,000 .751 $ 7,510
4 $10,000 .683 $ 6,830
5 $10,000 .621 $ 6,210
Present value of cash inflows $55,914
- Initial investment $45,000
Net Present Value (NPV) $10,914
a From table A-4, for years and 10%
b From table A-3, for given year and 10%
I.3. INTERNAL
RATE OF RETURN (IRR)
Adalah Discount Rate yang digunakan untuk membuat Present
Value of Cash Inflows sama dengan Initial Investment dari suatu proyek.
The Decision Criteria
-
Jika IRR > cost
of capital proyek diterima
-
Jika IRR < cost
of capital proyek ditolak
Calculating the IRR
IRR dapat dihitung dengan “trial-and-error” atau
kalkulator/komputer.
Langkah - langkah pendekatan tersebut dapat dilihat pada
tabel di bawah
dengan data sbb :
TABLE : Capital Expenditure Data for Bennett Company
Project A Project B
Initial Investment $42,000 $45,000
Year Operating Cash Inflows
1 $14,000 $28,000
2 $14,000 $12,000
3 $14,000 $10,000
4 $14,000 $10,000
5 $14,000 $10,000
Average $14,000 $14,000
COMPARING NPV
AND IRR TECHNIQUES
Untuk memastikan NPV dan IRR akan
menghasilkan
keputusan yang sama.
Kita harus mengetahui Net Present Value Profiles,
Conflicting Ranking, dan Which Approach is Better.
-
Net Present Value
Profiles
Adalah suatu grafik yang menggambarkan NPV suatu proyek
dengan berbagai discount rate.
-
Conflicting
Rankings
Tingkatan/penggolongan diperlukan pada saat usulan proyek
– proyek yang adalah bersifat mutually exclusive atau ketika pendistribusian
modal diperlukan.
Conflicting Rankings menggunakan hasil dari NPV dan IRR
dari
perbedaan dalam jumlah dan waktu dari cash flows.
Penyebab perbedaan mendasar dari Conflicting Ranking adalah berdasarkan asumsi
reinvestment of intermediate cash inflows yaitu cash inflows diterima akan
ditanamkan kembali kedalam proyek.
NPV beranggapan Intermediate Cash Inflows akan
diinvestasikan dengan tingkatan cost of capital, sedangkan IRR berasumsi
intermediate cash inflows akan diinvestasikan pada tingkat bunga yang sama
dengan IRR dari proyek.
-
Which Approach is Better
Tidaklah mudah untuk memilih salah satu pendekatan, untuk
itu harus dilihat dari segi teori dan praktisnya.
-
Theoretical View
Jika hanya didasari oleh teori, maka NPV adalah merupakan
pendekatan yang terbaik untuk Capital Budgeting. Yang terpenting disisni, NPV
mengasumsikan bahwa pada saat
Intermediate Cash Inflows diinvestasikan, reinvested-nya
adalah pada tingkat Cost of Capital perusahaan bukan pada tingkat bunga
tertinggi seperti dengan IRR.
-
Practical View
Bukti menunjukkan bahwa manajer keuangan lebih menyukai
menggunakan IRR. Penggunaan IRR bagi mereka lebih masuk akal karena didasari
oleh rate of return daripada actual dollar returns. Dan juga karena tingkat
bunga, profitability, dan lain-lain tercermin
dalam rate of return tahunan. Mereka mendapati bahwa NPV
lebih susah karena tidak mengukur keuntungan relatif dari jumlah yang
diinvestasikan.
-
Present Value
Payback Period
Beberapa perusahaan ada yang mempertimbangkan perbedaan
waktu yang eksplisit dalam perhitungan payback period kadang – kadang
mempergunakan present value payback. Langkah pertamanya adalah menghitung
present value dari cash inflows dengan discount rate yang sesuai.
-
Average
(Accounting) Rate of Return
-
Profitability Index
-
Modified Internal Rate of Return
MIRR didapat dengan cara merubah cash inflow menjadi
future value yang kemudian dijumlah semua sehingga didapat terminal value.
MIRR adalah discount rate yang membuat terminal value
sama dengan initial investment.
Karena MIRR menggunakan cost of capital sebagai
reinvestment rate, maka MIRR secara umum dapat dikatakan merupakan alat ukur
yang lebih baik atas suatu proyek dibandingkan dengan IRR.
Akan tetapi teknik ini tidak dapat membantu dalam
mengatasi conflicting ranking antara NPV dan IRR.
Komentar
Posting Komentar